Senin, 13 Januari 2014

SEPUTAR ANEMIA GIZI BESI (AGB)

0


Menurut definisi, anemia adalah pengurangan jumlah sel darah merah, kuantitas hemoglobin, dan volume pada sel darah merah (hematokrit) per 100 ml darah. Dengan demikian, anemia bukan suatu diagnosis melainkan pencerminan dari dasar perubahan patofisiologis, yang diuraikan oleh anamnesa dan pemikiran fisik yang teliti, serta asi didukung oleh pemeriksaan laboratorium.
Manifestasi klinik
            Pada anemia, karena semua sistem organ dapat terlibat, maka dapat menimbulkan manifestasi klinik yang luas. Manifestasi ini bergantung pada:
(1) kecepatan timbulnya anemia
(2) umur individu
(3) mekanisme kompensasinya
(4) tingkat aktivitasnya
(5) keadaan penyakit yang mendasari, dan
(6) parahnya anemia tersebut.
                Karena jumlah efektif sel darah merah berkurang, maka  lebih sedikit O2 yang dikirimkan ke jaringan. Kehilangan darah yang mendadak (30% atau lebih), seperti pada perdarahan, menimbulkan simtomatoogi sekunder hipovolemia dan hipoksemia. Namun pengurangan hebat massa sel darah merah dalam waktu beberapa bulan (walaupun pengurangannya 50%) memungkinkan mekanisme kompensasi tubuh untuk menyesuaikan diri, dan biasanya penderita asimtomatik, kecuali pada kerja jasmani berat.
Mekanisme kompensasi bekerja melalui:
(1) peningkatan curah jantung dan pernafasan, karena itu menambah pengiriman O2
      ke jaringan-jaringan oleh sel darah merah
(2) meningkatkan pelepasan O2 oleh hemoglobin
(3) mengembangkan volume plasma dengan menarik cairan dari sela-sela jaringan,  dan
(4) redistribusi aliran darah ke organ-organ vital (deGruchy, 1978 ).
Etiologi
  1. Karena cacat sel darah merah (SDM)
         Sel darah merah mempunyai komponen penyusun yang banyak sekali. Tiap-tiap komponen ini bila mengalami cacat atau kelainan, akan menimbulkan masalah bagi SDM sendiri, sehingga sel ini tidak berfungsi sebagai mana mestinya dan dengan cepat mengalami penuaan dan segera dihancurkan. Pada umumnya cacat yang dialami SDM menyangkut senyawa-senyawa protein yang menyusunnya. Oleh karena kelainan ini menyangkut protein, sedangkan sintesis protein dikendalikan oleh gen di DNA.
1. Karena kekurangan zat gizi
 Anemia jenis ini merupakan salah satu anemia yang disebabkan oleh faktor                                                                                                                          
   luar tubuh, yaitu kekurangan salah satu zat gizi. Anemia karena kelainan dalam SDM   disebabkan oleh faktor konstitutif yang menyusun sel tersebut. Anemia jenis ini tidak dapat diobati, yang dapat dilakukan adalah hanya memperpanjang usia SDM sehingga mendekati umur yang seharusnya, mengurangi beratnya gejala atau bahkan hanya mengurangi penyulit yang terjadi.
2. Karena perdarahan
       Kehilangan darah dalam jumlah besar tentu saja akan menyebabkan kurangnya jumlah SDM dalam darah, sehingga terjadi anemia. Anemia karena perdarahan besar  dan dalam waktu singkat ini secara nisbi jarang terjadi. Keadaan ini biasanya terjadi karena kecelakaan dan bahaya yang diakibatkannya langsung disadari. Akibatnya, segala usaha akan dilakukan untuk mencegah perdarahan dan kalau mungkin mengembalikan jumlah darah ke keadaan semula, misalnya dengan tranfusi.
3. Karena otoimun
 Dalam keadaan tertentu, sistem imun tubuh dapat mengenali dan menghancurkan bagian-bagian tubuh yang biasanya tidak dihancurkan. Keadaan ini sebanarnya tidak seharusnya terjadi dalam jumlah besar. Bila hal tersebut terjadi terhadap SDM, umur SDM akan memendek karena dengan cepat dihancurkan oleh sistem imun.

Diagnosis (gejala atau tanda-tanda)
Tanda-tanda yang paling sering  dikaitkan dengan anemia adalah:
  1.  kelelahan, lemah, pucat, dan kurang bergairah
  2. sakit kepala, dan mudah marah
  3. tidak mampu berkonsentrasi, dan rentan terhadap infeksi
  4. pada anemia yang kronis menunjukkan bentuk kuku seperti sendok dan rapuh, pecah-pecah pada sudut mulut, lidah lunak dan sulit menelan.
Karena faktor-faktor seperti pigmentasi kulit, suhu dan kedalaman serta distribusi kapiler mempengaruhi warna kulit, maka warna kulit bukan merupakan indeks pucat yang dapat diandalkan. Warna kuku, telapak tangan, dan membran mukosa mulut serta konjungtiva dapat digunakan lebih baik guna menilai kepucatan.
Takikardia dan bising jantung (suara yang disebabkan oleh kecepatan aliran darah yang meningkat) menggambarkan beban kerja dan curah jantung yang meningkat. Angina (sakit dada), khususnya pada penderita yang tua dengan stenosis koroner, dapat diakibatkan karena iskemia miokardium. Pada anemia berat, dapat menimbulkan payah jantung kongesif sebab otot jantung yang kekurangan oksigen tidak dapat menyesuaikan diri dengan beban kerja jantung yang meningkat. Dispnea (kesulitan bernafas), nafas pendek, dan cepat lelah waktu melakukan aktivitas jasmani merupakan manifestasi berkurangnya pengiriman O2. Sakit kepala, pusing, kelemahan dan tinnitus (telinga berdengung) dapat menggambarkan berkurangnya oksigenasi pada susunan saraf pusat. Pada anemia yang berat dapat juga timbul gejala saluran cerna yang umumnya berhubungan dengan keadaan defisiensi. Gejala-gejala ini adalah anoreksia, nausea, konstipasi atau diare dan stomatitis (sariawan lidah dan mulut).
      
 
Klasifikasi anemia
                 Pada klasifikasi anemia menurut morfologi, mikro dan makro menunjukkan ukuran sel darah merah sedangkan kromik menunjukkan warnanya. Sudah dikenal tiga klasifikasi besar.
          Yang pertama adalah anemia normositik normokrom. Dimana ukuran dan bentuk sel-sel darah merah normal serta mengandung hemoglobin dalam jumlah yang normal tetapi individu menderita anemia. Penyebab anemia jenis ini adalah kehilangan darah akut, hemolisis, penyakit kronik termasuk infeksi, gangguan endokrin, gangguan ginjal, kegagalan sumsum, dan penyakit-penyakit infiltratif metastatik pada sumsum tulang.
          Kategori besar yang kedua adalah anemia makrositik normokrom. Makrositik berarti ukuran sel-sel darah merah lebih besar dari normal tetapi normokrom karena konsentrasi hemoglobinnya normal. Hal ini diakibatkan oleh gangguan atau terhentinya sintesis asam nukleat DNA seperti yang ditemukan pada defisiensi B12 dan atau asam folat. Ini dapat juga terjadi pada kemoterapi kanker, sebab agen-agen yang digunakan mengganggu metabolisme sel.
         Kategori anemia ke tiga adalah anemia mikrositik hipokrom. Mikrositik berarti kecil, hipokrom berarti mengandung hemoglobin dalam jumlah yang kurang dari normal. Hal ini umumnya menggambarkan insufisiensi sintesis hem (besi), seperti pada anemia defisiensi besi, keadaan sideroblastik dan kehilangan
darah kronik, atau gangguan sintesis globin, seperti pada talasemia (penyakit hemoglobin abnormal kongenital).
Anemia dapat juga diklasifikasikan  menurut etiologinya. Penyebab utama yang dipikirkan adalah
 (1) meningkatnya kehilangan sel darah merah dan
 (2) penurunan atau gangguan pembentukan sel.
 Meningkatnya kehilangan sel darah merah dapat disebabkan oleh perdarahan atau oleh penghancuran sel. Perdarahan dapat disebabkan oleh trauma atau tukak, atau akibat pardarahan kronik karena polip pada kolon, penyakit-penyakit keganasan, hemoriod atau menstruasi. Penghancuran sel darah merah dalam sirkulasi, dikenal dengan nama hemolisis, terjadi bila gangguan pada sel darah merah itu sendiri yang memperpendek
hidupnya atau karena perubahan lingkungan yang mengakibatkan penghancuran sel darah merah. Keadaan dimana sel darah merah itu sendiri terganggu adalah:
1. hemoglobinopati, yaitu hemoglobin abnormal yang diturunkan, misal nya anemia sel sabit                       
2. gangguan sintetis globin misalnya talasemia
3. gangguan membran sel darah merah misalnya sferositosis herediter
4.defisiensi enzim misalnya defisiensi G6PD (glukosa 6-fosfat dehidrogenase).
                Yang disebut diatas adalah gangguan herediter. Namun, hemolisis dapat juga disebabkan oleh gangguan lingkungan sel darah merah yang seringkali memerlukan respon imun. Respon isoimun mengenai berbagai individu dalam spesies yang sama dan diakibatkan oleh tranfusi darah yang tidak cocok. Respon otoimun terdiri dari pembentukan antibodi terhadap sel-sel darah merah itu sendiri. Keadaan yang di namakan anemia hemolitik otoimun dapat timbul tanpa sebab yang diketahui setelah pemberian suatu obat tertentu seperti alfa-metildopa, kinin, sulfonamida, L-dopa atau pada penyakit-penyakit seperti limfoma, leukemia limfositik kronik, lupus eritematosus, artritis reumatorid dan infeksi  virus. Anemia hemolitik otoimun selanjutnya diklasifikasikan menurut suhu dimana antibodi bereaksi dengan sel-sel darah merah –antibodi tipe panas atau antibodi tipe dingin.
Malaria adalah penyakit parasit yang ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk anopheles betina yang terinfeksi. Penyakit ini akan menimbulkan anemia hemolitik berat ketika sel darah merah diinfestasi oleh parasit plasmodium, pada keadaan ini terjadi kerusakan pada sel darah merah, dimana permukaan sel darah merah tidak teratur. Sel darah merah yang terkena akan segera dikeluarkan dari peredaran darah oleh limpa(Beutler, 1983)
           Hipersplenisme (pembesaran limpa, pansitopenia, dan sumsum tulang hiperselular atau normal) dapat juga menyebabkan hemolisis akibat penjeratan dan penghancuran sel darah merah. Luka bakar yang berat khususnya jika kapiler pecah dapat juga mengakibatkan hemolisis.
Klasifikasi etiologi utama yang kedua adalah pembentukan sel darah merah yang berkurang atau terganggu (diseritropoiesis). Setiap keadaan yang mempengaruhi fungsi sumsum tulang dimasukkan dalam kategori ini. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah:
(1) keganasan yang tersebar seperti kanker payudara, leukimia dan multipel mieloma; obat dan zat kimia toksik; dan penyinaran dengan radiasi dan
(2) penyakit-penyakit menahun yang melibatkan ginjal dan hati, penyakit-penyakit infeksi dan defiensi endokrin.
Kekurangan vitamin penting seperti vitamin B12, asam folat, vitamin C dan besi dapat mengakibatkan pembentukan sel darah merah tidak efektif sehingga menimbulkan anemia. Untuk menegakkan diagnosis anemia harus digabungkan pertimbangan morfologis dan etiologi.
Anemia aplastik
                Anemia aplastik adalah suatu gangguan pada sel-sel induk disumsum tulang yang dapat menimbulkan kematian, pada keadaan ini jumlah sel-sel darah yang dihasilkan tidak memadai. Penderita mengalami pansitopenia yaitu kekurangan  sel darah merah, sel darah putih dan trombosit. Secara morfologis sel-sel darah merah terlihat normositik dan normokrom, hitung retikulosit rendah atau hilang dan biopsi sumsum tulang menunjukkan suatu keadaan yang disebut “pungsi kering” dengan hipoplasia yang nyata dan terjadi pergantian dengan jaringan lemak. Langkah-langkah pengobatan terdiri dari mengidentifikasi dan menghilangkan agen penyebab. Namun pada beberapa keadaan tidak dapat ditemukan agen penyebabnya dan keadaan ini disebut idiopatik. Beberapa keadaan seperti ini diduga merupakan keadaan imunologis.
 
Gejala-gejala anemia aplastik
Kompleks gejala anemia aplastik berkaitan dengan pansitopenia. Gejala-gejala lain yang berkaitan dengan anemia adalah defisiensi trombosit dan sel darah putih.
Defisiensi trombosit dapat mengakibatkan:
(1)ekimosis dan ptekie (perdarahan dalam kulit)
(2)epistaksis (perdarahan hidung)
(3)perdarahan saluran cerna
(4)perdarahan saluran kemih
(5)perdarahan susunan saraf pusat.
Defisiensi sel darah putih mengakibatkan lebih mudahnya terkena infeksi.
Aplasia berat disertai pengurangan atau tidak adanya retikulosit jumlah granulosit yang kurang dari 500/mm3 dan jumlah trombosit yang kurang dari 20.000 dapat
mengakibatkan kematian dan infeksi dan/atau perdarahan dalam beberapa minggu atau beberapa bulan. Namun penderita yang lebih ringan dapat hidup bertahun- tahun. Pengobatan terutama dipusatkan pada perawatan suportif sampai terjadi penyembuhan sumsum tulang. Karena infeksi dan perdarahan yang disebabkan oleh defisiensi sel lain merupakan penyebab utama kematian maka penting untuk mencegah perdarahan dan infeksi.
Pencegahan anemia aplastik dan terapi yang di lakukan
Tindakan pencegahan dapat mencakup lingkungan yang dilindungi (ruangan dengan aliran udara yang mendatar atau tempat yang nyaman) dan higiene yang baik. Pada pendarahan dan/atau infeksi perlu dilakukan terapi komponen darah yang bijaksana, yaitu sel darah merah, granulosit dan trombosit dan antibiotik. Agen-agen perangsang sumsum tulang seperti androgen diduga menimbulkan eritropoiesis, tetapi efisiensinya tidak menentu. Penderita anemia aplastik kronik dipertahankan pada hemoglobin (Hb) antara 8 dan 9 g dengan tranfusi darah yang periodik.
Penderita anemia aplastik berusia muda yang terjadi secara sekunder akibat kerusakan sel induk memberi respon yang baik terhadap tranplantasi sumsum tulang dari donor yang cocok (saudara kandung dengan antigen leukosit manusia [HLA] yang cocok). Pada kasus-kasus yang  dianggap terjadi reaksi imunologis maka digunakan globulin antitimosit (ATG) yang mengandung antibodi untuk melawan sel T manusia untuk mendapatkan remisi sebagian. Terapi semacam ini dianjurkan untuk penderita yang agak tua atau untuk penderita yang tidak mempunyai saudara kandung yang cocok.
Anemia defisiensi besi
                Anemia defisiensi besi secara morfologis diklasifikasikan sebagai anemia mikrositik hipokrom disertai penurunan kuantitatif pada sintetis hemoglobin.
Defisiensi besi merupakan penyebab utama anemia di dunia. Khususnya terjadi pada wanita usia subur, sekunder karena kehilangan darah sewaktu menstruasi dan peningkatan kebutuhan besi selama hamil.
 Penyebab lain defisiensi besi adalah:
(1)asupan besi yang tidak cukup misalnya pada bayi yang diberi makan susu belaka  sampai usia antara 12-24 bulan dan pada individu tertentu yang hanya memakan sayur- sayuran saja;
(2)gangguan absorpsi seperti setelah gastrektomi dan
(3)kehilangan darah yang menetap seperti pada perdarahan saluran cerna yang lambat karena polip, neoplasma, gastritis varises esophagus, makan aspirin dan hemoroid.
Dalam keadaan normal tubuh orang dewasa rata-rata mengandung 3 sampai 5 g besi,
bergantung pada jenis kelamin dan besar tubuhnya. Hampir dua pertiga besi terdapat dalam hemoglobin yang dilepas pada proses penuaan serta kematian sel dan diangkut melalui transferin plasma ke sumsum tulang untuk eritropoiesis. Dengan kekecualian dalam jumlah yang kecil dalam mioglobin (otot) dan dalam enzim-enzim hem, sepertiga
sisanya disimpan dalam hati, limpa dan dalam sumsum tulang sebagai feritin dan sebagai hemosiderin untuk kebutuhan-kebutuhan lebih lanjut.
Patofisiologi anemia defisiensi besi
Walaupun dalam diet rata-rata terdapat 10 - 20 mg besi, hanya sampai 5% - 10% (1 - 2 mg) yang sebenarnya sampai diabsorpsi. Pada persediaan besi berkurang maka besi dari diet tersebut diserap lebih banyak. Besi yang dimakan diubah menjadi besi fero dalam lambung dan duodenum; penyerapan besi terjadi pada duodenum dan jejunum proksimal. Kemudian besi diangkut oleh transferin plasma ke sumsum tulang untuk sintesis hemoglobin atau ke tempat penyimpanan di jaringan.
Tanda dan gejala anemia pada penderita defisiensi besi
Setiap milliliter darah mengandung 0,5 mg besi. Kehilangan besi umumnya sedikit sekali, dari 0,5 sampai 1 mg/hari. Namun wanita yang mengalami menstruasi kehilangan tambahan 15 sampai 28 mg/bulan. Walaupun kehilangan darah karena menstruasi berhenti selama hamil, kebutuhan besi harian tetap meningkat, hal ini terjadi oleh karena volume darah ibu selama hamil meningkat, pembentukan plasenta, tali pusat dan fetus, serta mengimbangi darah yang hilang pada waktu melahirkan.
Selain tanda dan gejala yang ditunjukkan oleh anemia, penderita defisiensi besi yang berat (besi plasma lebih kecil dari 40 mg/ 100 ml;Hb 6 sampai 7 g/100 ml)mempunyai rambut yang rapuh dan halus serta kuku tipis, rata, mudah patah dan sebenarnya berbentuk seperti sendok (koilonikia). Selain itu atropi papilla lidah mengakibatkan lidah tampak pucat, licin, mengkilat, merah daging, dan meradang dan sakit. Dapat juga timbul stomatitis angularis, pecah-pecah dengan kemerahan dan rasa sakit di sudut-sudut mulut.
Pemeriksaan darah menunjukkan jumlah sel darah merah normal atau hampir normal dan kadar hemoglobin berkurang. Pada sediaan hapus darah perifer, eritrosit mikrositik dan hipokrom disertain poikilositosis dan aniositosis. Jumlah retikulosit mungkin normal atau berkurang. Kadar besi berkurang walaupun kapasitas meningkat besi serum meningkat.
Pengobatan anemia pada penderita defisiensi besi
Pengobatan defisiensi besi mengharuskan identifikasi dan menemukan penyebab dasar anemia. Pembedahan mungkin diperlukan untuk menghambat perdarahan aktif
yang diakibatkan oleh polip, tukak, keganasan dan hemoroid; perubahan diet mungkin diperlukan untuk bayi yang hanya diberi makan susu atau individu dengan idiosinkrasi makanan atau yang menggunakan aspirin dalam dosis besar. Walaupun modifikasi diet dapat menambah besi yang tersedia (misalnya hati, masih dibutuhkan suplemen besi untuk meningkatkan hemoglobin dan mengembalikan persediaan besi. Besi tersedia dalam bentuk parenteral dan oral. Sebagian penderita memberi respon yang baik terhadap senyawa-senyawa oral seperti ferosulfat. Preparat besi parenteral digunakan secara sangat selektif, sebab harganya mahal dan mempunyai insidens besar terjadi reaksi yang merugikan.
Anemia megaloblastik
            Anemia megaloblastik diklasifikasikan menurut morfologinya sebagai anemia makrositik normokrom.
Sebab-sebab atau gejala anemia megaloblastik
            Anemia megaloblastik sering disebabkan oleh defisiensi vitamin B12 dan asam folat yang mengakibatkan sintesis DNA terganggu. Defisiensi ini mungkin sekunder karena malnutrisi, malabsorpsi, kekurangan faktor intrinsik  (seperti terlihat pada anemia pernisiosa dan postgastrekomi) infestasi parasit, penyakit usus dan keganasan, serta agen kemoterapeutik. Individu dengan infeksi cacing pita (dengan Diphyllobothrium latum) akibat makan ikan segar yang terinfeksi, cacing pita berkompetisi dengan hospes dalam mendapatkan vitamin B12 dari makanan, yang mengakibatkan anemia megaloblastik (Beck, 1983).
                Walaupun anemia pernisiosa merupakan prototip dari anemia megaloblastik defisiensi folat lebih sering ditemukan dalam praktek klinik. Anemia megaloblastik sering kali terlihat pada orang tua dengan malnutrisi, pecandu alkoholatau pada remaja dan pada kehamilan dimana terjadi peningkatan kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan fetus dan laktasi. Kebutuhan ini juga meningkat pada anemia hemolitik, keganasan dan hipertiroidisme. Penyakit celiac dan sariawan tropik juga menyebabkan malabsorpsi dan penggunaan obat-obat yang bekerja sebagai antagonis asam folat juga mempengaruhi.
Pencegahan anemia pada penderita anemia megaloblastik
Kebutuhan minimal folat setiap hari kira-kira 50 mg mudah diperoleh dari diet rata-rata. Sumber yang paling melimpah adalah daging merah (misalnya hati dan ginjal) dan sayuran berdaun hijau yang segar. Tetapi cara menyiapkan makanan yang benar
juga diperlukan untuk menjamin jumlah gizi yang adekuat. Misalnya 50% sampai 90% folat dapat hilang pada cara memasak yang memakai banyak air. Folat diabsorpsi
dari duodenum dan jejunum bagian atas, terikat pada protein plasma secara lemah dan disimpan  dalam hati. Tanpa adanya asupan folat persediaan folat biasanya akan habis
kira-kira dalam waktu 4 bulan. Selain gejala-gejala anemia yang sudah dijelaskan penderita anemia megaloblastik sekunder karena defisiensi folat dapat tampak seperti malnutrisi dan mengalami glositis berat (radang lidah disertai rasa sakit), diare dan kehilangan nafsu makan. Kadar folat serum juga menurun (<4 mg/ml).
Pengobatan anemia pada penderita anemia megaloblastik.
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya pengobatan bergantung pada identifikasi dan menghilangkan penyebab dasarnya. Tindakan ini adalah memperbaiki defisiensi diet dan terapi pengganti dengan asam folat atau dengan vitamin B12. penderita kecanduan alkohol yang dirawat di rumah sakit sering memberi respon “spontan” bila di berikan diet seimbang.

Daftar Pustaka
 1.   Sadikin Muhamad, 2002, Biokimia Darah, widia medika, jakarta
 2.   http://www.majalah-farmacia.
 3.   http://www.pediatrik.com
 4.   Sylvia A. Price Lorraine M. Wilson, 2002, Patofisiologi, Jilid1, EGC, Jakarta

Sabtu, 04 Januari 2014

A Historical Perspective on Garlic and Cancer

0



Abstract

Epidemiological and laboratory studies provide insight into the anticarcinogenic potential of garlic and its constituent compounds. Both water- and lipid-soluble allyl sulfur compounds are effective in blocking a myriad of chemically induced tumors. Part of the protection from these compounds probably relates to a block in nitrosamine formation and metabolism. However, blockage in the initiation and promotion phases of the carcinogenicity of various compounds, including polycyclic hydrocarbons, provide evidence that garlic and its constituents can alter several phase I and II enzymes. Their ability to block experimentally induced tumors in a variety of sites including skin, mammary and colon, suggests a general mechanism of action. Changes in DNA repair and in immunocompetence may also account for some of this protection. Some, but not all, allyl sulfur compounds can also effectively retard tumor proliferation and induce apoptosis. Changes in cellular thiol and phosphorylation stains may account for some of these antitumorigenic properties. The anticarcinogenic potential of garlic can be influenced by several dietary components including specific fatty acids, selenium, and vitamin A. Since garlic and its constituents can suppress carcinogen formation, carcinogen bioactivation, and tumor proliferation it is imperative that biomarkers be established to identify which individuals might benefit most and what intakes can occur with ill consequences.. 

klik here....... :)

Zinc Status in Human Immunodeficiency Virus Infection

0


Abstract

There is substantial evidence to support an important role for zinc in immune processes. Adequate zinc status is essential for T-cell division, maturation and differentiation; lymphocyte response to mitogens; programmed cell death of lymphoid and myeloid origins; gene transcription; and biomembrane function. Lymphocytes are one of the types of cells activated by zinc. Zinc is the structural component of a wide variety of proteins, neuropeptides, hormone receptors and polynucleotides. Among the best known zinc-dependent hormones/enzymes are Cu, Zn superoxide dismutase, an enzyme component of the antioxidant defense system, and thymulin, which is essential for the formation of T-lymphocytes. In animals and humans, zinc deficiency results in rapid and marked atrophy of the thymus, impaired cell-mediated cutaneous sensitivity and lymphopenia. Primary and secondary antibody responses are reduced in zinc deficiency, particularly for those antigens that require T-cell help, such as those in heterologous red blood cells. In addition, antibody response and the generation of splenic cytotoxic T cells after immunization are reduced. Zinc also inhibits the production of tumor necrosis factor, which is implicated in the pathophysiology of cachexia and wasting in acquired immune deficiency syndrome. 

Hey.... klik here guys......

HUBUNGAN USIA, JENIS KELAMIN DAN STATUS NUTRISI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA PASIEN TUBERKULOSIS

0



ABSTRAK
Sebanyak satu per tiga penduduk indonesia terinfeksi tuberkulosis. Indonesia pada tahun 2010 merupakan negara penyumbang TB terbesar ke-4 didunia.
TB merupakan penyakit yang bersifat kronis dan dapat menyebabkan anemia.
anemia pada pasien tuberkulosis dapat dikaitkan dengan buruknya status nutrisi jika dibandingkan dengan individu sehat , dan kadar albumin darah dapat digunakan sebagai parameter status nutrisi dan berhubungan dengan kejadian anemia pada pasien tuberkulosis.

Bagi teman- teman yang ingin mendapatkat naskah aslinya download disini :)

Selasa, 24 Desember 2013

Tugas dasar untuk membuat presentasi PowerPoint 2013

0

Presentasi PowerPoint berfungsi mirip tampilan slide. Untuk menyampaikan pesan atau cerita, Anda membaginya menjadi slide. Pikirkan slide sebagai kanvas kosong untuk gambar, kata-kata, dan bentuk yang akan membantu Anda menyusun cerita Anda.
 Tips   

Memilih tema

Saat Anda membuka PowerPoint, Anda akan melihat beberapa tema bawaan. Tema adalah desain slide yang berisi warna, font yang sesuai, dan efek khusus seperti bayangan, pantulan, dan masih banyak lagi.
  1. Pilih tema.
  2. Klik Buat, atau ambil ragam warna, lalu klik Buat.
Layar mulai PowerPoint 2013
Baca selengkapnya: Menerapkan warna dan desain ke slide saya (tema)

Menyisipkan slide baru

Pada tab Beranda, klik Slide Baru, dan pilih satu tata letak.
Menyisipkan slide baru
Baca selengkapnya: Menambah, menata ulang, dan menghapus slide.

Menyimpan presentasi Anda

  1. Pada tab File, klik Simpan.
  2. Pilih atau cari ke folder.
  3. Dalam kotak Nama file, ketikkan nama templat Anda, dan kemudian klik Simpan.
Menyimpan presentasi Anda
 Tips    Simpan pekerjaan selagi Anda bekerja. Seringlah menekan Ctrl+S.
Baca selengkapnya: Menyimpan presentasi Anda

Menambahkan teks

Klik di dalam tempat penampung teks, dan mulai ketikkan.
Menambahkan teks

Memformat teks Anda

  1. Pilih teks.
  2. Di bawah Alat Menggambar, klik Format.
  3. Lakukan salah satu dari hal berikut ini:
  • Untuk mengubah warna teks Anda, klik Isian Teks, lalu pilih sebuah warna.
  • Untuk mengubah warna kerangka bentuk teks Anda, klik Kerangka Teks, lalu pilih sebuah warna.
  • Untuk menerapkan bayangan, pantulan, cahaya, kemiringan, rotasi 3D, transformasi, klik Efek Teks, lalu pilih efek yang Anda inginkan.
Memformat teks
Baca selengkapnya:

Menambahkan bentuk

  1. Pada tab Sisipkan, klik Bentuk.
  2. Pilih bentuk yang Anda inginkan, klik di mana saja di slide, lalu seret untuk menggambar bentuk.
Menyisipkan bentuk
 Tips    Untuk membuat persegi atau lingkaran sempurna (atau membatasi dimensi bentuk lain), tekan dan tahan Shift sambil menyeret.
Baca selengkapnya: Menambahkan bentuk.

Menambahkan gambar

Pada tab Sisipkan, lakukan salah satu hal berikut ini:
  • Untuk menyisipkan gambar yang disimpan di drive lokal Anda atau di server internal, klik Gambar di PC saya, telusuri gambar, lalu klik Sisipkan.
Menambahkan gambar
  • Untuk menyisipkan gambar dari Bing atau galeri Clip Art Office.com, klik Gambar Online, dan gunakan kotak pencarian untuk mendapatkan sebuah gambar.
Sebagai contoh, ketikkan ‘Cats’ dalam kotak pencarian Clip Art Office.com.
Menyisipkan gambar dari Clip Art

Berikut sampel dari gambar kucing yang Anda akan lihat:
Contoh gambar kucing di situs Clip Art
  • Pilih sebuah gambar, lalu klik Sisipkan.
Baca selengkapnya: Menyisipkan gambar

Menambahkan catatan pembicara

Slide akan sangat baik jika Anda tidak menjejalkan terlalu banyak informasi. Anda bisa menambahkan fakta dan catatan dalam catatan pembicara, dan jadikan rujukan Anda saat menjalankan presentasi.
  1. Untuk membuka panel catatan, pada bagian bawah jendela, klik Catatan.
Menambahkan catatan pembicara
  1. Klik di dalam panel Catatan di bawah slide tersebut, dan ketikkan catatan Anda.
Baca selengkapnya: Menambahkan catatan pembicara ke setiap slide dalam presentasi

Mencetak catatan pembicara

  1. Pada tab File, klik Cetak.
  2. Di bawah Printer, pilih printer yang ingin Anda gunakan untuk mencetak.
  3. Di bawah Pengaturan, di samping Slide Halaman Penuh, klik panah turun dan di dalam Tata Letak Cetak, klik Halaman Catatan.
  4. Klik Cetak.
Mencetak catatan pembicara
Baca selengkapnya: Mencetak slide dengan atau tanpa catatan pembicara.

Menyampaikan presentasi Anda

Pada tab Peragaan Slide, lakukan salah satu hal berikut ini:
  • Untuk memulai presentasi pada slide pertama, di grup Mulai Peragaan Slide, klik Dari Awal.
Memulai presentasi Anda dari awal
 Tips    Untuk informasi tentang menampilkan catatan Anda saat presentasi tanpa audiens melihatnya, baca Menggunakan tampilan Penyaji untuk menyampaikan peragaan slide Anda.

Keluar dari tampilan Peragaan Slide

Untuk keluar dari tampilan Peragaan Slide kapan saja, pada keyboard, tekan Esc.

Bagi teman- teman yang ingin melihat contoh power point nyaa klik disini... :))

8 Cara Membuat Slide Presentasi Powerpoint Anda Tampil Beda

0


1. Have a Killer Opening Slide

Slide pembuka yang menjadi awal presentasi adalah kesempatan Anda untuk menarik perhatian audiens. Karena itu, jangan ragu tampil beda. Gunakan gambar yang unik, menarik, dan warna yang mengundang perhatian. Lihat contoh berikut ini:
stunning-opening-slide

2. Use a Color Scheme

Menggunakan skema warna yang tepat menciptakan keharmonisan dan profesionalitas dalam presentasi Anda. Anda bisa menggunakan skema dengan melihat majalah, atau menggunakan skema sesuai yang sudah disediakan Powerpoint.
color-scheme

3. Use Stunning Visuals

Slide adalah alat komunikasi visual. Karena itu, gunakan gambar, diagram dan tampilan visual lainnya yang membantu audiens memahami ide Anda dengan cepat. Gunakan pula gambar yang mampu menarik perhatian, memancing rasa ingin tahu, dan membuat audiens selalu ingin mendengar kelanjutan presentasi.
finding-pictures

4. Get Your Text Right

Ingat, presentasi Anda hadir untuk dilihat seluruh audiens. Pastikan teks digunakan dengan tepat dan mudah dibaca. Gunakan ukuran font yang cukup besar sehingga tetap terlihat dengan baik oleh audiens yang duduk di kursi paling belakang sekalipun.
Jangan lupa menggunakan font yang berbeda-beda memang menarik, asal jangan sampai berlebihan sehingga membuat presentasi terlihat murahan.
get-your-text-right

5. Use CRAP

Ini adalah singkatan dari Contrast, Repetition, Alignment dan Proximity. Konsep ini dijelaskan sangat baik oleh Robin Williams dalam bukunya The Non Designer’s Design Book dan The Non Designer’s Presentation Book.
CRAP
Secara sederhana CRAP adalah:

Contrast – Kontras

Ciptakan perbedaan antara elemen-elemen dalam slide Anda. Kontras berfungsi untuk menciptakan perbedaan, perbandingan, dan membuat sesuatu jadi lebih menarik. Kontras dapat dibuat dengan memberikan ukuran berbeda, warna berbeda, atau tampilan yang berbeda.
contrast

Repetition – Pengulangan

Manfaatkan elemen yang bisa diulang dalam presentasi Anda antara satu slide dengan slide yang lain. Anda bisa mengulang warna, pola, tata letak dan banyak hal lainnya. Pengulangan menciptakan harmoni dalam keseluruhan slide presentasi.
repetition

Alignment – Perataan

Tidak ada elemen dalam slide presentasi berupa gambar atau teks yang diletakkan secara sembarangan. Semuanya diletakkan dengan maksud tertentu. Gunakan perataan yang konsisten untuk menjadikan slide Anda tampil indah sekaligus profesional.
alignment

Proximity

Setiap elemen dalam presentasi baik gambar dan teks menciptakan hubungan. Dekatkan elemen yang merupakan satu kesatuan dan beri jarak dengan elemen yang menjelaskan hal berbeda.
proximity

6. Use Video

Sesekali gunakan video dalam presentasi Anda. Persiapkan dengan baik agar video bisa berjalan dengan lancar tanpa kendala teknis.
video

7. Share Your Presentation

Bagikan kepada dunia presentasi Anda. Dengan cara ini, Anda bisa memberi inspirasi kepada orang lain.
share-your-presentation

8. Recap

Selalu buat ringkasan atau kesimpulan dari presentasi Anda. Dengan demikian, audiens dengan mudah mengingat kembali seluruh poin penting yang dibahas untuk mereka bawa pulang.
recap-your-presentation

Selamat mendesain presentasi yang tampil beda dan luar biasa.

Selasa, 17 Desember 2013

Gizi Buruk dan Masa Depan Bangsa

0


'Save The Children-2' photo (c) 2007, Primus Inter Pares - license: http://creativecommons.org/licenses/by-sa/2.0/
Berita tentang gizi buruk kembali merebak ditayangkan di berbagai media elektronik televisi, baik TV pemerintah maupun swasta serta  terbitan media cetak berbagai harian baik lokal maupun nasional.
Memang tragis, tercengang, trenyuh, sedih seakan tidak percaya melihat dan membaca berita tersebut karena hampir semua wilayah di negeri tercinta ini mempunyai anak balita yang menderita gizi buruk. Akar persoalannya membentang dari masalah ekonomi, rendahnya tingkat pendidikan, pola asuh, life style, hingga sulitnya akses kesehatan sehubungan dengan lokasi tempat tinggal penduduk yang terpencil dan sulit dijangkau.
Apakah anak balita sehat atau kurang gizi secara sederhana dapat diketahui dengan membandingkan antara berat badan menurut umur atau berat badan menurut tinggi, apabila sesuai dengan standar anak disebut Gizi Baik. Kalau  sedikit dibawah standar disebut Gizi Kurang, sedangkan jika jauh di bawah standar disebut Gizi Buruk. Bila gizi buruk disertai dengan tanda-tanda klinis seperti wajah sangat kurus, muka seperti orang tua, perut cekung, kulit keriput disebut Marasmus, dan bila terjadi oedema terutama pada kaki, wajah membulat dan sembab, kulit sekujur tubuh kering maka keadaan ini disebut Kwashiorkor. Marasmus dan Kwashiorkor atau Marasmus Kwashiorkor dikenal di masyarakat sebagai ”busung lapar”.
Arti gizi buruk
Gizi buruk adalah suatu istilah teknis yang umumnya dipakai oleh kalangan gizi, kesehatan dan kedokteran. Dunia pers lebih suka pakai istilah “busung lapar”, meskipun anak yang gizi buruk belum tentu kelaparan. Yang tepat sebenarnya kelaparan tidak kentara (“hidden hunger”), karena mereka hanya kenyang karbohidrat, tetapi “lapar” banyak zat gizi lainnya. Gizi buruk adalah bentuk terparah (akut) dari proses terjadinya kekurangan gizi.
Anak balita sehat atau kurang gizi dapat diketahui dari pertambahan berat badannya setiap bulan sampai usia minimal dua tahun (baduta). Apabila pertambahan berat badan sesuai dengan pertambahan umur menurut standar WHO, dia bergizi baik. Kalau sedikit di bawah standar disebut bergizi kurang yang bersifat kronis. Apabila jauh di bawah standar dikatakan bergizi buruk. Jadi istilah gizi buruk adalah salah satu bentuk kekurangan gizi tingkat berat atau akut.
Kelompok rawan
Kekurangan gizi ini dapat terjadi mulai dari tingkat ringan sampai tingkat berat dan terjadi secara perlahan-lahan dalam kurun waktu yang cukup lama. Anak yang kurang gizi akan menurun daya tahan tubuhnya, sehingga mudah terkena penyakit infeksi. Sebaliknya, anak yang menderita penyakit infeksi akan mengalami gangguan nafsu makan dan penyerapan zat-zat gizi sehingga menyebabkan kurang gizi. Anak yang sering terkena infeksi dan gizi kurang akan mengalami gangguan tumbuh kembang yang akan mempengaruhi tingkat kesehatan, kecerdasan dan produktifitas di masa dewasa. Jika pada suatu wilayah terdapat satu atau beberapa balita dengan malnutrisi berat atau gizi buruk, maka kemungkinan besar akan banyak terdapat malnutrisi berat pada komunitas tersebut (WHO, 2000).
Hal ini perlu diwaspadai oleh berbagai pihak, karena timbulnya masalah gizi dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung, masalah gizi disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama dan anak menderita penyakit infeksi. Pada anak yang sakit, asupan zat gizi tidak dapat dimanfaatkan oleh tubuh secara optimal karena adanya gangguan penyerapan akibat penyakit infeksi. Sedangkan secara tidak langsung, gizi buruk dapat terjadi akibat tidak cukupmya persediaan pangan di tingkat rumah tangga, pola asuh yang kurang memadai dan sanitasi/kesehatan lingkungan yang kurang baik serta akses untuk mendapatkan pelayanan kesehatan juga terbatas.
Penanganan harus lebih serius
Melihat kenyataan diatas, maka sudah selayaknyalah bila kita membuka mata dan telinga kita lebar-lebar, bagaimana cara menanggulangi gizi buruk yang terjadi sepanjang masa ini. Sebagaimana kita ketahui bahwa gizi buruk merupakan kejadian kronis dan bukan kejadian yang tiba-tiba. Penanganan balita gizi buruk di rumah sakit dan Puskesmas bukan satu-satunya jalan keluar dalam mencegah dan menangani gizi buruk ini. Apakah ada jaminan anak yang sudah keluar dari perawatan rumah sakit dan Puskesmas tidak akan jatuh ke kondisi gizi buruk lagi? Tentu saja tidak ada jaminan, kecuali ketersediaan pangan di rumah tangga cukup dan pengetahuan orangtua tentang masalah gizi memadai.
Untuk adanya jaminan tersebut sudah jelas ada sektor non-kesehatan yang bertanggung jawab. Sekarang sudah saatnya masalah gizi anak balita ini ditangani dengan lebih terintegrasi, melibatkan unsur masyarakat dan organisasi setempat, dengan meningkatkan kesadaran pentingnya penimbangan bulanan untuk mendeteksi kemungkinan adanya gangguan pertumbuhan yang akan menjadi tanda awal terjadinya masalah gizi. Bila hal ini dapat dilaksanakan dengan baik, maka gangguan pertumbuhan dapat diatasi lebih dini dan masalah gizi buruk tidak akan muncul.
Harus disadari bahwa anak balita merupakan calon generasi penerus bangsa, yang akan menjadi pemimpin-pemimpin bangsa di masa depan. Oleh karenanya, penanggulangan masalah gizi pada umumnya dan masalah gizi buruk khususnya, merupakan tanggung jawab bersama yang melibatkan banyak sektor yang terkait dengan segi pelayanan kesehatan, pendidikan, ekonomi, sosial, budaya, maupun pertanian yang menyangkut ketersediaan pangan di tingkat rumah tangga. Sudah tentu pemerintah (Pusat maupun Daerah) bertanggung jawab secara keseluruhan dalam upaya menyiapkan seluruh sumberdaya yang ada, baik berupa sumberdaya alam, manusia, maupun biaya yang dapat menanggulangi masalah tersebut lebih dini. Pengerahan sumberdaya sektor kesehatan saja hanya akan menjadikan upaya penanggulangan masalah seperti pemadam kebakaran, bukan mempersiapkan agar tidak terjadi kebakaran.
Bila  gizi buruk sudah menimpa pada anak-anak bangsa, apa yang mesti kita perbuat untuk mereka ? Siapa yang mesti lebih bertanggung jawab?  Tentunya semua elemen bangsa ini yang  bertanggung jawab.